Yogyakarta
sebuah provinsi di pulau jawa yang masih kental dengan budaya nenek luhurnya.
Budaya jawa yang kental dengan sopan santun dan tatakramanya. Seiring dengan
perkembangan zaman jogja berkembang begitu pesat dengan ditandai berdirinya
perguruan tinggi swasta di jogja yang menjamur dari perguruan tinggi swasta
untuk menengah kebawah sampai perguruan tinggi swasta menengah keatas yang
biayanya bisa dibilang sangat mahal. Sampai tahun 2016 tercatat 24 universitas,
46 sekolah tinggi, 6 institut, 9 politehnik, 43 akademi sudah berdiri di
provinsi Yogyakarta. Bisa dihitung dari institusi pendidikan diatas bisa menampung
berapa puluh ribu mahasiswa.
Setiap
tahun puluhan ribu mahasiswa berdatangan ke Yogyakarta untuk menempuh
pendidikan sesuai dengan kampus yang dicita-citakan semenjak di bangku sekolah
menengah keatas. Kedatangan mahasiswa luar jogja mempunyai efek bagi masyarakat
di sekitar kampus , ada efek positif dan negative. Efek positif bisa
meningkatkan perekonomian warga sekitar kampus dengan mendirikan kos, rumah
makan, laundry, toko kelontong dan macam macam lagi. Bagi warga sekitar kampus
pasti bisa merasakan peningkatan ekonomi yang sangat drastic dari berdirinya
kampus. Di sisi lain dengan banyaknya mahasiswa dari luar provinsi Yogyakarta
yang kos atau kontrak menimbulkan
percampuran antar berbagai budaya di jogja .
Budaya
masyarakat jogja di sekitar kampus yang dulunya masih lekat dengan sopan santun
menjaga adat istiadat mulai hilang dan tergerus dengan budaya anak kos
seperti mahasiswi bisa pulang ke kos
sampai dini hari, mahasiswa bisa berkunjung ke kos mahasiswi dengan bebas
ataupun sebaliknya. Budaya pacaran yang melebihi batas sudah menjadi hal biasa
bagi mahasiswa . Image Jogja yang santun mulai hilang apalagi di daerah Sleman
kota. Budaya anak kos terbentuk Karena mahasiswa merasa bebas diluar jangkauan
orang tua jadi mereka ingin mencoba hal yang baru.
Hal
ini membuat orang tua yang akan menyekolahkan di jogja berfikir dua kali
apalagi kalau tidak ada saudara yang ada di jogja. Bahkan sampai ada orang tua
yang mendampingi anaknya untuk mendaftar kuliah sampai dengan mencari kos yang
aman dan bisa diawasi untuk anaknya agar anaknya bisa terhindar dari pergaulan
yang tidak baik. Meskipun begitu tidak semua mahasiswa yang ada di jogja bisa
terpengaruh dengan budaya anak kos yang bebas. Masih banyak mahasiswa yang bisa
menjaga amanah dari orang tuanya untuk menuntut ilmu di kota jogja dan lulus
dengan tepat waktu.
Banyak
alasan calon mahasiswa tertarik untuk kuliah di jogja, dari alasan klasik bahwa
kota jogja suasana nyaman, penduduknya ramah tamah ataupun Karena biaya hidup
yang rendah. Saya sendiri sebagai warga jogja juga bingung kenapa sangat banyak
mahasiswa yang tertarik untuk kuliah di jogja yang kecil padahal masih banyak
kota besar selain jogja yang lebih maju.
0 komentar:
Posting Komentar